Rabu, 17 Januari 2024

INSIDEN LION AIR JT 610



Lion Air Penerbangan JT 610 merupakan penerbangan domestik berjadwal di Indonesia yang jatuh di Laut Jawa pada 29 Oktober 2018. Penerbangan tersebut dioperasikan oleh pesawat Boeing 737 MAX 8. Sayangnya, seluruh penumpang yang berjumlah 189 orang, termasuk penumpang dan awak kapal, kehilangan nyawa dalam insiden tragis tersebut.

PESAWAT YANG DIGUNAKAN

Boeing 737 MAX 8 pertama kali diumumkan pada tanggal 30 Agustus 2011, dan produksi pesawat dimulai setelahnya. Penerbangan perdana Boeing 737 MAX 8 dilakukan pada 29 Januari 2016. Seri 737 MAX dirancang sebagai versi upgrade dari varian sebelumnya, yaitu Boeing 737 Next Generation (NG). Pengiriman pesawat 737 MAX 8 dimulai pada Mei 2017. 

Boeing 737 MAX 8 menggunakan mesin LEAP-1B dari CFM International, yang merupakan perusahaan patungan antara GE Aviation (General Electric) di Amerika Serikat dan Safran Aircraft Engines (dulu dikenal sebagai Snecma) di Prancis. LEAP-1B adalah varian dari keluarga mesin LEAP yang dikembangkan untuk pesawat narrow-body (badan pesawat sempit).

Beberapa fitur dari mesin LEAP-1B termasuk teknologi canggih untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar dan performa keseluruhan pesawat. Mesin ini memiliki bilah kipas berbahan komposit, sistem kontrol mesin yang canggih, dan teknologi pembakaran yang lebih efisien, yang semuanya bertujuan untuk memberikan keunggulan ekonomi operasional.

KRONOLOGI KEJADIAN

29 Oktober 2018:

Lion Air Flight JT610, sebuah pesawat Boeing 737 MAX 8, lepas landas dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Jakarta, Indonesia, menuju Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Setelah lepas landas, pesawat mengalami masalah teknis. Meskipun masalah tersebut dibereskan, pesawat meminta izin untuk kembali ke bandara.

Kecelakaan:

Pesawat jatuh ke Laut Jawa sekitar 13 menit setelah lepas landas. Kecelakaan terjadi di dekat Tanjung Karawang, Jawa Barat. Semua 189 orang di pesawat tewas.

Penyelidikan:

Tim Nasional Keselamatan Transportasi (NTSC) Indonesia memulai penyelidikan terhadap kecelakaan tersebut. Puing-puing dan serpihan pesawat ditemukan di dasar laut.

Faktor Penyebab:

Investigasi atas kecelakaan tersebut mengungkapkan serangkaian masalah, termasuk masalah pada sensor Angle of Attack (AoA) pesawat dan Maneuvering Characteristics Augmentation System (MCAS). MCAS Boeing dirancang untuk menyesuaikan hidung pesawat secara otomatis untuk mencegah terhenti, tetapi MCAS berperan dalam kecelakaan tersebut dengan berulang kali mendorong hidung pesawat ke bawah karena data sensor yang salah.Ada juga peran faktor manusia dan manajemen keselamatan.

Rekomendasi Keselamatan:

Setelah penyelidikan, otoritas penerbangan dan Boeing mengeluarkan rekomendasi keselamatan termasuk pembaruan pada sistem MCAS dan peningkatan pelatihan pilot.

Kecelakaan Lion Air JT610 menjadi perhatian global karena melibatkan pesawat Boeing 737 MAX, dan kejadian ini memicu serangkaian perubahan dalam industri penerbangan terkait sertifikasi pesawat dan sistem keselamatan.

Kecelakaan itu memicu pengawasan luas terhadap Boeing 737 MAX dan menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang secara global. Boeing telah melakukan modifikasi pada sistem MCAS, dan pesawat diizinkan untuk melanjutkan layanan setelah otoritas pengawas menyetujui perubahan tersebut. Kecelakaan Lion Air JT 610 memberikan dampak yang signifikan terhadap industri penerbangan, mendorong perubahan peraturan, prosedur, dan pertimbangan desain pesawat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar